Sukabumi,
LiputanINDO.com - Kementerian Perindustrian menargetkan sebanyak
2.600 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan 750 industri yang akan terlibat dalam
program pendidikan vokasi link and match pada tahun 2019. Namun, hingga tahap
kesepuluh peluncuran program ini, jumlah yang terlibat telah melampaui target
dengan mencapai 2.604 SMK dan 885 industri.
“Untuk itu, kami memberikan
apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak SMK dan industri yang sangat
antusias ikut serta dalam program strategis ini,” kata Menteri Perindustrian
Airlangga Hartarto pada Peluncuran Pendidikan Vokasi Link and Match SMK dengan
Industri Wilayah Jawa Barat di PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur, Sukabumi,
Senin (18/3).
Menurut Menperin, pihaknya
telah menyelenggarakan dua kali peluncuran pendidikan vokasi di Jawa Barat,
karena merupakan wilayah yang memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor
industri manufaktur. “Kali ini, dilakukan penandatanganan 631 perjanjian kerja
sama, antara 128 industri dengan 415 SMK,” ungkapnya.
Total perjanjian kerja sama
hingga tahap kesepuluh, sebanyak 4.971 yang sudah ditandatangani. Setiap
industri dapat membina lebih dari satu SMK. Sejak diluncurkan tahun 2017,
program pendidikan vokasi link and macth SMK dan industri diproyeksi telah
menggandeng lebih dari 400 ribu siswa-siswi SMK mulai wilayah Jawa, Sumatera
hingga Sulawesi. Setiap SMK rata-rata ada 200 siswa.
“Kami berharap, pelaku industri
untuk terus melakukan pembinaan dan pengembangan kepada SMK di wilayahnya.
Selain itu, kepada para kepala SMK untuk proaktif dalam mengembangkan link and
match dengan dunia industri,” tuturnya.
Airlangga menambahkan,
pelaksanaan pendidikan vokasi yang link and match antara industri dengan SMK,
ini merupakan salah satu program yang diwujudkan secara konkret oleh Kemenperin
dalam upaya menyediakan satu juta tenaga kerja tersertifikasi sampai tahun
2019.
Adapun program lainnya yang
telah dilakukan guna dapat mencapai target tersebut, yakni melalui pendidikan vokasi
berbasis kompetensi dengan konsep dual system di seluruh unit pendidikan milik
Kemenperin, memfasilitasi pembangunan politeknik di kawasan industri, serta
pelatihan industri berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1 (pelatihan,
sertifikasi, dan penempatan kerja).
“Kami juga memfasilitasi
pembangunan infrastruktur kompetensi melalui SKKNI, LSP dan Sertifikasi
Kompetensi, serta pembangunan pusat inovasi dan pengembangan SDM industri 4.0,”
ungkapnya.
Menperin meyakini, ketersediaan
SDM kompeten akan mendongkrak daya saing industri nasional. Apalagi, mereka
yang memahami dan menguasai teknologi digital sesuai kebutuhan di era industri
4.0 saat ini. “Sehingga dapat memacu sektor industri kita agar lebih kompetitif
di kancah global. Hal ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making
Indonesia 4.0,” ujarnya.
Sebagai benefit bagi perusahaan
yang berperan aktif dalam pengembangan pendidikan vokasi, Airlangga
menambahkan, pemerintah sedang menyiapkan skema insentif fiskal super
deductible tax berupa pengurangan penghasilan bruto sebesar 200 persen dari
biaya yang dikeluarkan perusahaan.
“Jadi, misalnya perusahaan yang
membantu SMK melalui pemberian peralatan dan permesinan dengan investasinya
senilai Rp1 miliar, maka akan diberikan super deductible tax sebesar Rp2 miliar
dalam periode lima tahun. Selain itu, industri-industri ini juga akan
difasilitasi insentif untuk inovasi yang besarnya sampai dengan 300 persen,”
paparnya.
Dalam rangkaian kegiatan ini,
juga dilakukan pemberian bantuan mesin dan peralatan oleh 28 perusahaan kepada
208 SMK untuk keperluan praktikum. Salah satunya dari PT. Schneider Electric
Indonesia yang memberikan bantuan senilai 300.000 Euro untuk pengembangan
center of excellence bidang ketenagalistrikan untuk 10 SMK, di antaranya wilayah
Cimahi dan Jayapura.
“Kami menyambut baik bahwa
pembukaan diklat 3 in 1 kali ini diikuti oleh 60 orang penyandang disabilitas
untuk ditempatkan bekerja di beberapa perusahaan garmen dan alas kaki. Dengan
demikian jumlah penyandang disabilitas yang telah dilatih, disertifikasi dan
ditempatkan bekerja sudah mencapai 523 orang,” sebutnya. (SP
Kemenperin RI/*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar