Mataram,
LiputanINDO.com - Masih ingat dengan Jenderal Yusuf? Bandar
sabu-sabu yang bikin heboh November 2020 lalu kini berulah lagi.
Meski berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)
Mataram, MY alias Jenderal Yusuf belum kapok berurusan dengan narkoba. Peran
dari warga Pringgasela, Lombok Timur (Lotim) itu kembali terbongkar dalam
peredaran narkoba setelah LR alias Pak Haji ditangkap tim gabungan
Ditresnarkoba dan Satbrimob Polda NTB, Senin (8/3) malam.
Pak Haji yang merupakan tangan kanan Jenderal Yusuf,
ditangkap saat memberikan sabu-sabu kepada K alias Fesa di Desa Rempung, Lotim.
Dirresnarkoba Polda NTB Kombes Helmi Kwarta Kusuma Putra Rauf mengatakan, Pak
Haji dan Fesa merupakan jaringan Jenderal Yusuf. Mereka mengedarkan sabu-sabu
milik Jenderal Yusuf sejak tahun lalu.
”Setelah kami mengetahui barang (sabu-sabu) itu milik
Jenderal Yusuf, kami langsung koordinasi dengan Lapas Mataram,” kata Helmi
seperti dikutip dari Lombok Post, Jumat (12/3). Tim langsung 'mengamankan'
Jenderal Yusuf di Lapas Mataram, Selasa (9/3) lalu guna penyelidikan lebih
lanjut.
"Kami dan lapas sudah berkomitmen untuk koordinasi kuat
bersama melawan narkoba,” kata Helmi.
Jenderal Yusuf bukan kali pertama 'dipinjam' Ditresnarkoba
Polda NTB dari Lapas Mataram. Sebelumnya, dia diamankan karena mengendalikan
pembuatan sabu di Pringgasela, Lotim, dari dalam Lapas. "Jenderal Yusuf
ini merupakan bandar besar. Bahkan, terbongkar menjadi otak pembuatan sabu-sabu
rumahan,” kata dia.
Dia merekrut orang-orang yang tidak memiliki pekerjan dan
kepepet utang sebagai pengedar. Karena orang seperti itu lebih cepat
terpengaruh. "Maklum mereka diiming-imingi upah besar,” kata dia. Jenderal
Yusuf diduga memiliki jaringan narkoba hingga ke luar negeri. Terbukti dari
beberapa bahan pembuatan sabu yang pernah dibongkar Ditresnarkoba Polda NTB
didatangkan dari luar negeri.
“Memang Jenderal Yusuf memiliki jaringan antar-provinsi.
Juga luar negeri,” ujarnya. Helmi mengatakan, saat ini penyidik masih terus
mengembangkan peran Jenderal Yusuf dari hasil penangkapan Pak Haji dan Fesa.
"Masih kami dalami lebih jauh seperti apa modus dan perannya,” kata dia.
Terpisah, terduga pengedar LR alias Pak Haji mengaku sering berhubungan dengan
Jenderal Yusuf.
Terakhir, dia berhubungan pada Sabtu (6/3) lalu. "Saya
disuruh serahkan sabu-sabu kepada Fesa (kakak kandung Jenderal Yusuf),” kata
Pak Haji. Dia bersedia mengedarkan barang milik Jenderal Yusuf karena tergiur
dengan upah. Di samping itu, Pak Haji yang memiliki bisnis jual beli sepeda
motor dan mobil itu mengaku sedang bangkrut.
”Mobil saya sudah saya gadai. Makanya saya butuh uang untuk
menebus mobil. Terpaksa saya jual sabu-sabu,” katanya. Dia sudah beberapa kali
melakukan transaksi sabu-sabu dan menyetorkan hasilnya ke Jenderal Yusuf.
Setorannya melalui transfer bank. "Bervariasi saya setorkan. Kadang ada
yang Rp 7 juta hingga belasan juta,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar