ELI COHEN – SPION LEGENDARIS MOSSAD (Bagian V) - LIPUTAN INDO

Post Top Ad

Post Top Ad

Minggu, 02 Desember 2018

ELI COHEN – SPION LEGENDARIS MOSSAD (Bagian V)

NO-HOAX

ELI+COHEN+STORY+%25282%2529
Kehebatan para agen Mossad sudah tak bisa diragukan lagi. berbagai kesuksesan berhasil mereka raih dalam dinas kerahasiaan mereka. Beberapa nama besar muncul dalam membicarakan tentang Mossad. Nama yang pasti tidak asing lagi bagi kita adalah Eli Cohen. Ya....Eli Cohen...salah satu agen Mossad terbaik yang pernah ada.

Eli Cohen bernama samaran Kamil Amin Taabes. Kamil Amin Taabes nyaris jadi orang nomer dua di Suriah, sebelum aksinya dibongkar Kolonel Ahmed Souwedani. Taabes adalah Eli Cohen, spion legendaris sepanjang sejarah Mossad. Kisah ini terangkum dalam buku karya Denis Eissenberg berjudul "Mossad; Dinas Rahasia Israel".

ELI COHEN – SPION LEGENDARIS MOSSAD (Bagian V)

Sia-sia| Upaya untuk Menyelamatkan Eli Cohen

Pada 24 Januari 1965, di hari sejak Kamil Amin Taabes alias Eli Cohen ditangkap, ia melalui jam-jam yang sangat berat di lokasi penahanannya di sebuah instalasi militer di luar Damaskus. Empat minggu lamanya ia ditempatkan di situ.

Siksaan kejam dilakukan sistematis. Elektroda dipasang di organ kelamin, lubang hidung, dan bagian-bagian peka lain di tubuhnya. Berulang-ulang ia disetrum listrik. Kuku jemarinya satu per satu dicabut.

Metode interogasi dan penyiksaan ini diperoleh interogator Suriah dari para mentornya yang dikepalai jagal Yahudi di Belgia dan Yugoslavia, Franz Radmacher. Ia seorang perwira Gestapo Hitler yang lari ke Suriah sesudah Jerman kalah perang.

Buntut penangkapan Taabes, tak kurang 500 laki dan perempuan dijebloskan ke penjara. Letnan Maazi Zaher El-Din, George Seif, Sheikh Al Ard dikerangkeng. Ada para sekretaris lembaga pemerintah, pramuria dan gadis-gadis yang turut serta dalam pesta di apartemen Taabes.

elie-cohen-espion-dIsrael
Seorang wartawan Lebanon diizinkan bertemu Eli Cohen. "Saya pergi ke Suriah untuk negeri saya, untuk masa depan bangsa, istri dan anak-anak saya," kata Eli Cohen dikutip sang wartawan, satu-satunya pihak nonmiliter yang diizinkan bertemu mata-mata itu.

Pengadilan militer digelar dengan Kolonel Salah Dalli sebagai ketuanya. Kolonel Saleh Hatoum jadi wakilnya. Di depan pengadilan, Eli Cohen dengan tegas mengaku tidak mengenal Dalli dan Hatoum. Banyak yang mengira Eli mengaku demikian untuk menawar nyawanya.

Pengacara Jacques Mercier terbang dari Paris guna mendampingi Eli Cohen, namun ditolak. Tanggal 8 Mei 1965, pengadilan menjatuhkan hukuman mati kepada Eli Cohen. Ia akan segera mati di tiang gantungan.

Nadia Cohen terbang ke Paris, memohon pengampunan lewat Dubes Suriah. Namun sang Dubes menolak bertemu istri mata-mata itu. Paus Paulus VI, Ratu Elisabeth, Palang Merah Internasional, dan banyak lagi perorangan maupun lembaga berusaha menyelamatkan Eli.

Kardinal Alfredo Felcius dari Buenos Aires di ranjang kematiannya menulis surat ke Presiden Al Hafez agar hukuman dibatalkan. Dr Maurice Kuss, pakar kedokteran Prancis yang belum lama menyelamatkan nyawa Presiden Al Hafez saat operasi ginjal, juga mengirim permohonan.

Radio Israel mengumumkan daftar mata-mata Suriah yang mereka tawan, dan siap ditukar dengan Eli Cohen. Para pemimpin komunis juga mendesakkan perlakuan yang wajar dan masuk akal bagi Eli Cohen.

Tapi semuanya tidak ada yang didengar. Al Hafez menimbang masalah Eli Cohen demi keselamatan pribadi maupun Suriah secara keseluruhan. Eli Cohen telah menimbulkan kerugian tak terkira bagi negara itu.

Petaka bagi Suriah itu harus ditimpakan ke Eli Cohen. Seorang perwira Prancis, teman pribadi Presiden Al Hafez, yang ia juga menikahi perempuan Suriah, terbang ke Damaskus. Ia membawa cek bernilai besar dan siap membeli nyawa Eli Cohen.

Upaya terakhir yang digerakkan Mossad itu tak mempan. Pada 17 Mei 1965 pukul 10 malam, radio Suriah mengumumkan Eli Cohen akan segera dieksekusi di lapangan El Marga, lokasi tradisional pelaksanaan hukuman gantung.

Beberapa menit setelah pukul 02.00, 18 Mei 1965, pintu-pintu berat penjara El Maza berderak terbuka. Eli Cohen digiring masuk mobil kerangkeng yang akan membawanya ke dekat tiang gantungan.

Ribuan warga Suriah dari berbagai tempat dan strata sosial berduyun-duyun menyaksikan eksekusi terbuka ini. Kolonel Souwedani memimpin pengawalan eksekusi. Ribuan prajurit dikerahkan menjaga sekitar lokasi.

eli+cohen+3
Setelah turun dari kereta kerangkeng, Eli Cohen dituntun ke panggung. Ia menolak dibantu saat naik tangga demi tangga ke tiang gantungan. Eli juga menggelengkan kepala saat algojo menyorongkan tudung wajah.

Tepat pukul 03.35, pintu jebak di bawah telapak kaki Eli Cohen terbuka. Nyawa mata-mata itu tanggal. Enam jam berikutnya, tubuh Eli Cohen tergantung di lokasi, jadi bahan tontonan banyak orang.

Sesudah waktunya habis, tubuh Eli Cohen diturunkan, jenazahnya dibawa ke pekuburan Yahudi di Damaskus untuk dimakamkan. Segelintir Yahudi Suriah dan seorang rabbi mengantarkan kepergian Eli Cohen ke liang kubur.

Di Tel Aviv, Nadia Cohen telah membaca surat terakhir suaminya. Ia melakukan semua pesan yang ditinggalkan Eli Cohen, kecuali satu, menikah lagi.

Nadia juga memuji pemerintahnya telah berbuat lebih dibanding pemerintahan manapun bagi para mata-mata yang tertangkap. Sebuah perkabungan di internal Mossad menunjukkan suasana sendu namun menyisakan kebanggaan pada Eli Cohen.

Meir Amit, Kepala Mossad yang menggantikan Isser Harrel, menyebut Eli Cohen melampaui siapapun. "Ia seorang paling hebat, paling baik di antara kita," kata Meir Amit.
Dua tahun sesudah kematian Eli Cohen, Israel menikmati kerja keras mata-matanya di Suriah itu. Pada Perang Enam Hari 1967, Israel merebut Dataran Tinggi Golan, merebut Yerusalem dari Yordania, dan mengalahkan Mesir di Gurun Sinai. (Dari berbagai sumber)

Post Top Ad